Minggu, 27 September 2009

PELAJARAN SENI TARI

PROGRAM TAHUNAN
SENI TARI

KELAS VII (Tujuh)
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR SEMESTER I SEMESTER II
Mengapresiasikan karya seni tari 1. Mengidentifikasi jenis karya seni tari tunggal daerah setempat
o Menyebutkan jenis-jenis tari tunggal daerah setempat
o Menyebutkan ragam gerak tari tunggal daerah setempat
o Menjelaskan keragaman tari tunggal berdasarkan fungsinya dalam masyarakat daerah setempat 
1.1 menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan seni tari tunggal daerah setempat 
2. Mengekplorasi pola lantai gerak dari tari tunggal daerah setempat Menemukan pola lantai gerak berdasarkan ragam gerak tari tunggal daerah setempat 
2.1 Memperagakan tari tunggal daerah setempat Memperagakan tari etnik (tunggal) daerah setempat sesuai dengan iringannya 
3. Mengindentifikasi jenis karya seni tari berpasangan/ kelompok daerah setempat o Menyebutkan fungsi karya seni tari daerah setempat dimasyarakat
o Mengidentifikasi jenis karya seni tari berpasangan /kelompok dari daerah setempat
o Menjelaskan ragam gerak seni tari berpasangan/ kelompok
o Menyebutkan nama berbagai tari berpasangan/ kelompok
o Mengungkapkan rasa/ kesan tentang tari berpasangan/ kelompok daerah setempat 
3.1 Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan seni tari berpasangan/ kelompok daerah setempat 


STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR SEMESTER I SEMESTER II
4. Mengekplorasi pola lantai gerak dari tari berpasangan/ kelompok daerah setempat o Menyusun gerak tari etnik berpasangan/ kelompok berdasarkan hasil eksplorasi
o Menyajikan bentuk tari etnik berpasangan/ kelompok dari daerah setempat 
4.1 memperagakan tari tunggal dan berpasangan/ kelompo daerah setempat 

Minggu, 06 September 2009

PENDIDIKAN SENI TARI SEBAGAI MEDIA PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN


Pendidikan seni tari secara langsung bertujuan mengarahkan siswa agar dapat menari dengan baik. secar tidak langdung nilai nilai seni tari dan kebiasaan dalam kegiatan dan kehidupan seni tari berpengaruh terhadap kejasmanian dan kerohanian siswa, yang akan membentuk kepribadiannya.

Nilai-nilai kepribadian dari latihan tari dapat membangkitkan dan menumbuhkan sifat dan watak siswa seperti:
1. Disiplin diri yang ketat, terbiasa dari latihan-latihan berat menjelang pementasan yang dijalani demi suksesnya pertunjukan, yang berarti suatu prestasi.
2. Kerapihan, sikap, dan gerak, yang mutlak merupakan tuntutan penampilan tari, yang dapat beralih menjadi watak dari kehidupan sehari-hari.
3. kecepatan adaptasi, yang biasa diiringi lagu, baik terhadap irama maupun suasana musikal.
4. Keberanian bertindak, yang terlatih oleh keyakinan akan kemampuannya menghadapi penonton.
5. Tanggung jawab besar, yang tumbuh dari kebiasaan penyelesaian tugas pentas dan sukses.
6. Kedalaman penghayatan, yang merupakan penajaman pengalaman perwatakan peranan dalam dramatari, pengahayatan dapat menjurus pada satu peran ataupun peran yang berbeda-beda.
7. Keasyikan hobi dan dedikasi, yang membawakan keteraturan, idealisme yang konstruktif, kegiatan yang positif, dan rasa persahabatan.
8. Keuletan karena gemblengan-gemblengan dalam menghadapi pementasan dan juga usaha-usaha pribadi untuk dapat menguaai rangkaian gerak sikap baru yang rumit.

Rabu, 02 September 2009

PERTUMBUHAN TARI MASYARAKAT SUNDA

Berbagai jenis tari tumbuh dan berkembang di tatar sunda Jawa Barat dengan ciri khas masing-masing sesuai kreatifitas masyarakat penduduknya. hasil kreatifitas tersebut kemudian dikenal dengan sebutan tari sunda. Seperti halnya masyarakat lain yang ada di Indonesia, masyarakat sunda memiliki keragaman kebiasaan, antara lain dialek, adat istiadat, gaya hidup, serta berbagai hal hakiki yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor internal lingkungan.

Masyarakat sunda adalah orang-orang yang secara turun temurun menggunakan bahasa sunda sebagai bahasa ibu dalam kehidupan sehari hari, yang berasal dan bertempat tinggal di daerah Jawa Barat. Daerah ini juga sering diseut tanah pasundan, Tatar sunda, Parahiyangan atau Priangan. Pada kenyataannya, Jawa Barat terdiri dari berbagai wilayah etnik dan geografis yang membedakan pula hasil seni budaya yang justru di sisi lain sangan memberikan keragaman, antara lain: Priangan, Pantura ( kaleran), Pakidulan dan Cirebonan.

Keragaman sub etnik tatar sunda tersebut di atas, akan dibahas dari berbagai perspektif yang melatar belakanginya, terutama khusus mengenai latar budaya masyarakatnya, yang masing2 wilayah memiliki karakter yang berbeda. Hal ini diharapkan akan sangat membantu menganalisas'mengapa' seni pertunjukan di masing2 daerah menjadi berbeda serta mempunyai ciri khas yang spesifik, khusunya pada pertunjukan tari yang kemudian melahirkan tradisi dan gayanya masing-masing, seperti misalnya: seni (tari) tradisi Priangan; gaya Bandung, gaya Sumedang, gaya Garut dan sebagainya, Seni (tari) Cirebon; gaya Losari, Slangit, Geresik, Kreo, Palimanan, dan Indramayu. Seni (tari) tradisi kaleran ; gaya Subang, gaya Karawang dan sebagainya. Begitu pula 'mengapa' di wilayah perkebunan banyak seni pertunjukan yang di dalamnya disemarakan oleh tarian ronggeng, yang semuanya muncul dari seni pertunjukan rakyat?

dikutip dari : Tari di Tatar Sunda (Endang Caturwati)